Yabdhi.com – Punya Suami Hobi Gowes, Berkah atau Bencana? – Bukan rahasia lagi bahwa banyak goweser yang mendapat halangan besar dari istrinya untuk punya hobi bersepeda atau sering diistilahkan gowes. Baik halangan berupa protes ringan, atau bahkan yang ngambek sejadi-jadinya.
Fenomena ini cukup unik dan saya kira layak dijadikan salah satu topik artikel. Semoga tidak dianggap sedang curhat, melainkan mencoba mengerti perasaan wanita dan apa yang dipikirkan kaum hawa.
Sudah jadi anekdot umum dikalangan pesepeda, bahwa adalah kesuksesan besar bagi seorang cyclist jika mendapat izin dari istri untuk menekuni hobi bersepeda.
Beberapa istilah yang cukup terkenal di kalangan para cyclist, yaitu SNI dan ISO. Istilah tersebut akan muncul saat seorang cyclist akan membeli sepeda baru atau komponen sepeda.
SNI bukanlah berarti ‘Standar Nasional Indonesia‘, tapi merupakan plesetan yang maksudnya adalah ‘Sudah Nanya Istri‘. Tidak cukup SNI, tapi juga harus mendapat ISO, yang artinya adah ‘Istri Sudah OK‘, merupakan plesetan untuk kepanjangan sebenarnya dari ISO yaitu ‘International Standardization Organization‘.
Artinya untuk membeli komponen sepeda atau sepeda, harus mendapat izin istri, dan itu ternyata pada umumnya cukup sulit bagi seorang cyclist, walaupun sang suami tersebut tergolong berkelimpahan dalam hal harta dan juga memiliki leadership yang bagus di keluarganya.
Baca: Tips Agar Bersepeda Tak Mudah Lelah
Mengapa Istri Tidak Suka jika Suami Hobi Gowes
Saya tertarik untuk mengulik mengapa demikian umumnya terjadi pada pehobi olahraga sepeda. Dari pantauan dan hasil diskusi, beberapa hal berikut saya simpulkan sebagai penyebab fenomena istri tidak suka suami hobi gowes.
Bersepeda adalah Olahraga Mahal
Tak dapat dipungkiri jika hobi sepeda adalah olahraga yang mahal. Walau ada sepeda yang berharga murah, itu tetaplah tidak benar-benar murah, karena sepeda paling murah pun harganya sekitar Rp 2 jutaan.
Lagipula, sepeda murah tidak akan handal untuk jadi tunggangan pehobi sepeda. Sehingga upgrade ke sepeda yang lebih mahal adalah keniscayaan bagi tiap cyclist. Sepeda murah tidak mungkin bisa bertahan lama tanpa menimbulkan masalah, yang ujung-ujungnya tetap akan menyedot uang untuk memperbaikinya.
Semua hal terkait hobi sepeda adalah mahal. Sepedanya, komponennya, aksesorisnya, semua cenderung berharga mahal. Padahal yang harus disiapkan dan dibeli untuk menekuni hobi ini tidaklah sedikit. Itu bisa membuat tabungan jebol tanpa pikir panjang.
Hal itu tentu menjadi kekhawatiran luar biasa bagi seorang istri yang punya suami hobi gowes, karena dalam benaknya ada berbagai kebutuhan masa depan, semisal menabung untuk biaya sekolah anak-anak, untuk membangun atau membeli rumah, atau bahkan untuk kebutuhan sehari-hari.
Jika suaminya sering memecahkan celengan tanpa pikir panjang atau secara tidak sadar menguras isi rekening untuk membeli berbagai komponen sepeda yang mahal. Kekhawatiran akan tabungan yang kering-kerontang memenuhi pikiran istri saat sang suami membeli barang sepeda.
Cost Center, bukan Profit Center
Olahraga bersepeda kebanyakan ditekuni sebagai cost center, atau kegiatan yang menghabiskan uang, bukan sebaliknya menghasilkan uang.
Hanya sedikit orang yang mampu menjadikan hobi ini sebagai profit center atau sumber penghasilan, semisal pemilik toko sepeda, youtuber sepeda, atau pengusaha aksesoris sepeda, dan tentunya atlet sepeda professional.
Apalagi pesepeda yang sekedar ikut-ikutan untuk gaya-gayaan, maka hobi ini akan menjadi cost-center yang sangat kuat menyedot keuangan keluarganya. Karena kebutuhan gaya akan selalu berkembang dan menyebabkan haus gaya yang bertambah.
Kenikmatan Sepihak
Kegiatan bersepeda hanya dinikmati oleh sang suami, bukan untuk kenikmatan bersama semua anggota keluarga. Jadi saat suami membeli sepeda atau komponenen sepeda yang mahal, itu semua akan hanya dinikmati suami, sedangkan sang istri tidak akan bisa menikmatinya.
Berbeda halnya jika seorang istri membeli panci mahal, maka alasannya adalah bahwa itu adalah untuk keperluan semua orang di keluarga, karena sang suami juga bisa menikmati makanan yang dimasak dengan panci tersebut. Atau misalnya membeli aksesoris mobil, maka mobilnya akan dinikmati semua anggota keluarga.
Atau misalnya kegiatan rekreasi atau berlibur bersama, itu adalah juga kegiatan yang menguras uang, namun istri akan cenderung tidak protes, karena kegiatan itu akan dinikmati bersama.
Waktu Weekend Tersita untuk Sepedaan
Kebahagiaan seorang istri adalah saat-saat akhir pekan, dimana suami dan anak-anaknya lengkap berada di rumah. Itu adalah family-time yang sempurna karena semua orang terbebas dari aktifitas rutin yang melelahkan dan memisahkan.
Namun dengan suami yang hobi menghabiskan waktu weekend dengan club sepedanya, dengan teman-teman sepedaannya, maka kebahagiaan itu tersita, baik sebagian maupun keseluruhannya.
Itu adalah salah satu kesedihan seorang istri. Wahai para suami yang hobi gowes, cobalah mengerti hal itu. Jangan berlebihan menghabiskan hari-hari weekend untuk sepedaan hingga tak bersisa waktu untuk keluarga.
Sang Istri bukan seorang Cyclist
Jika suami istri sama-sama menggeluti hobi bersepeda, maka keduanya akan lebih mudah untuk saling memahami kebutuhan untuk olah raga ini. Sehingga tidak perlu dijelaskan panjang-lebar, seorang istri yang juga pesepeda akan maklum dengan kebutuhan membeli aksesoris, komponen atau sepeda baru.
Sebaliknya istri yang bukan cyclist akan cenderung memiliki resistansi terhadap semua kegiatan bersepeda, baik dalam hal terkait biaya semisal membeli komponen sepeda, maupun waktu weekend suami yang sangat berharga.
Kekhawatiran Suami salah Masuk Club Sepeda
Kekhawatiran selanjutnya dalam benak para istri adalah jika suami salah masuk club sepeda, alias club sepeda sesat, yaitu club sepeda yang pembicaraan obrolannya mengarah pada wanita-wanita cantik, perselingkuhan, atau bahkan pacaran sesama cyclist yang di club sepeda tersebut bercampur jenis kelamin laki-laki dan perempuan.
Pergaulan punya power yang kuat untuk mengubah idealisme dan kekuatan iman seseorang, sehingga kekhawatiran seperti ini adalah sangat wajar. Apalagi jika dalam suatu club sepeda, bercampur ada yang laki-laki dan perempuan, maka perangkap ‘tresno jalaran soko kulino‘ menunggu disana seperti harimau lapar melihat menjangan.
Club sepeda lainnya yang mengkhawatirkan para istri adalah ‘Club Sepeda Elit’, jika suaminya bukanlah kaum elit. Karena nuansa untuk menyamakan frekuensi dengan keelitan sepeda kaum elit tentu membutuhkan dana yang juga elit. Itu artinya sang suami akan cenderung menghabiskan uang besar untuk sepedanya.
Baca juga: Alasan Mengapa Bersepeda Menyenangkan dan Menyehatkan
Cara Goweser Mensiasati Istri
Dari ulasan mengenai penyebab hobi sepeda tidak disukai oleh kebanyakan para istri tersebut, maka bisa kita ketahui cara mensiasati agar mendapat restu istri untuk menekuni hobi sepedaan dengan maksimal. Beberapa tips berikut bisa dicoba:
Jadikan Hobi Sepeda sebagai Profit Center
Semua istri akan suka jika suami melakukan kegiatan tambahan yang menghasilkan uang, apalagi itu adalah hobi. Karena itu artinya, hobi sang suami bukan menjadi penyedot keuangan keluarga, sebaliknya malah menambah pundi-pundi tabungan.
Contoh usaha dibidang sepedaan yang bisa dipilih para suami hobi gowes antara lain, buka toko sepeda atau aksesoris sepeda, jualan jersey sepeda, buka kursus keahlian sepeda, membuka wahana bersepeda semisal downhill atau trek balap sepeda, menjadi YouTuber sepeda baik tukang review sepeda, komponen sepeda, maupun tutorial keahlian bersepeda, dan lain sebagainya.
Berilah Istri Uang senilai harga Komponen Sepeda yang Dibeli
Ini solusi buat teman-teman goweser yang Sultan, dimana uang bukanlah masalah. Tentu istri akan sangat senang jika suaminya menyiapkan hadiah uang senilai yang sama dengan harga sepeda atau komponen sepeda yang ia beli.
Semakin mahal komponen sepeda, maka akan semakin senang istri Anda tentunya. Bahkan sang istri akan merekomendasikan agar Anda membeli komponen, aksesoris dan sepeda baru setiap bulan. Jika Anda tertarik mencoba tips konyol ini, maka Anda akan bahagia, tapi rekening anda mungkin akan bersedih.
Sisakan Waktu Weekend untuk Keluarga
Meskipun bersepeda adalah kegiatan menyenangkan dan menyehatkan, jangan terlalu berlebihan menghabiskan waktu untuk bermain sepeda.
Bagaimanapun semua hal yang berlebihan tidaklah baik. Sisakan waktu weekend untuk keluarga, semisal rekreasi bersama, atau sekedar bercengkrama di rumah.
Jadikan Dia Cyclist
Jika istri Anda berpotensi menyukai olahraga sepeda juga, maka dukunglah hal tersebut. Itu secara otomatis akan menghilangkan sebagian besar rintangan resistensi dari sang istri untuk menekuni hobi sepeda.
Hanya saja tidak banyak wanita yang bisa menyukai hobi sepedaan, apalagi itu adalah jenis sepeda gunung yang kegiatan gowes-nya blusukan di hutan. Tapi jika Anda sukses menjadikan istri Anda seorang cyclist, maka itu adalah kesuksesan besar seorang cyclist.
Cari Calon Istri seorang Cyclist
Jika Anda belum memiliki istri, maka masih ada peluang untuk mendapatkan istri yang tidak akan menghalangi hobi sepedaan. Temukan gadis atau wanita single yang juga suka bersepeda lalu nikahi.
Dengan demikian Anda berdua akan memiliki hobi yang sama dan tentunya akan saling mendukung untuk semua hal terkait hobi tersebut.
Jangan Punya Istri! Jadilah Manusia Sepeda
Ini bukan saran, tapi jika Anda benar-benar maniak bersepeda dan belum memiliki istri, mungkin bisa jadi pilihan terakhir. Kemaniakan Anda mungkin pada level ingin menjadi manusia sepeda atau manusia saddle sehingga dalam 24 jam sehari, 20 jam anda habiskan dengan duduk di saddle sepeda.
Jika demikian, mungkin sebaiknya Anda jangan punya istri manusia, tapi nikahilah sadle sepeda Anda. Sehingga tidak akan ada seorang istri yang akan memprotes semua kegiatan sepedaan Anda.
Demikian, tidak semua saran di artikel ini harus Anda coba, karena sebagiannya hanyalah banyolan belaka.
Salam Gowes!
0 Komentar