Yabdhi.com – Nolstagia Mortal Kombat, Film Penuh Kenangan Masa Kecil – Kita tentu semua tahu dan sedang menanti penayangan Film “Mortal Kombat” di layar lebar bioskop, Film Holiwood yang diperankan Aktor Indonesia, Joe Taslim.
Bagi anak-anak jaman now, mungkin ketertarikan menonton film ini disebabkan 2 hal utama, yaitu sering memainkan game Mortal Kombat di smartphone atau komputer, dan alasan lainnya karena mengenal sosok Joe Taslim sebagai Aktor Indonesia yang telah mendunia, berkat perannya di berbagai film besar Holiwood.
Namun bagi generasi millenial atau sebelumnya yang masa kanak-kanak atau remajanya di tahun 1990an, Mortal Kombat adalah film laga yang seolah melayangkan pikiran sejenak ke masa kanak-kanak, yaitu masa-masa bermain game dingdong atau menggeluti hobi nonton di bioskop zaman baheulak.
Saya termasuk yang kedua, karena umur saya sudah nyaris berkepala empat. Saya mengalami kedua hal yang membuat saya sangat mengingat film Mortal Kombat, yaitu suka menghabiskan koin untuk main game Mortal Kombat di dingdong dan pernah nonton film ini di bioskop pada tahun 1995.
Saya nonton Mortal Kombat di Bioskop, bukanlah karena sengaja ingin nonton film ini. Tapi karena saya dan kakak sepupu punya kesukaan nonton film di bioskop hampir setiap weekend, minimal 2 kali sebulan. Kami nonton film apa saja yang sedang tayang di akhir pekan.
Paling sering dapetnya film komedi, “Dono-Kasino-Indro” atau “Doyok dan Kadir“, atau film laga Hongkong semisal Jacky Chan, Andy Lau dan Jet Lee.
Tetiba poster film Mortal Kombat terpampang, kami sangat tertarik menonton film laga tersebut. Karena ada gambar naga dan banyak sosok pendekar berotot kekar, menjanjikan keseruan aksi berantem.
Saya masih sangat kecil, mungkin sekitar umur 12 atau 13 tahun dan tidak pula mengerti bahasa inggris, sementara kualitas gambar di bioskop zaman itu tidaklah sebagus sekarang, sehingga running-text-nya cukup sulit dibaca. Alhasil, saya hanya menikmati aksi laga film tersebut tanpa mengerti sama sekali alur ceritanya.
Yang menjadi patokan saya bahwa pendekar berbaju putih itu pasti berada di kelompok pendekar yang baik, sedangkan musuhnya yang berkepala botak dan pada sesi akhir film bisa berubah jadi ular berkepala banyak adalah pendekar golongan hitam yang jahat.
Bahkan nama-nama peran dalam film itu pun Saya tidak begitu mengingatnya. Hanya Nama Liu Kang yang rasanya lengket di ingatan saya, karena dialah sang pendekar berbaju putih, dengan rambut panjang dan tidak ada pakaian-pakaian warior menempel di badannya.
Penampakan sosok Liu Kang mengingatkan saya pada Wiro Sableng, Pendekar Rajawali Sakti atau Pendekar Seruling Sakti yang pernah saya tonton di TVRI. Dari awal melihatnya sudah terasa aura protagonisnya, karena awalnya dia terlihat lemah dan tidak menyadari kekuatan yang dimilikinya.
Tapi ternyata pada akhirnya Liu Kang adalah pendekar terkuat pada kelompoknya, dan dia bisa berubah menjadi naga saat pertarungan pamungkas dengan peran antagonis berkepala botak (Shao Kahn) dan bisa berubah jadi ular berkepala banyak.
Sentimen menganggap Liu Kang adalah tokoh pendekar putih, lebih karena saya melihat bajunya yang putih dan dandanannya seperti pendekar Indonesia yang saya kenal. Sosok ini juga menjadi ikon untuk nolstagia Mortal Kombat bagi saya.
Meski tidak mengerti alur cerita film Mortal Kombat tahun 1990an tersebut, saya menyukai film ini karena aksi laganya ada efek animasi yang menurut saya sudah luar biasa bagus, khususnya di schene pertarungan akhir saat Liu Kang berubah menjadi naga.
Baca juga: Akhir Bahagian Film Game of Thrones Mestinya seperti Ini!
Mortal Kombat 2021
Kabar mengenai diumumkannya joe Taslim sebagai salah satu pemeran dalam film Mortal Kombat 2021 adalah kejutan luar biasa bagi publik penyuka Game Mortal Kombat, atau orang-orang beranjak tua seperti kami yang menonton film tersebut di masa kecil.
Itu film besar di era tahun 1990an dan banyak ditonton orang dari segala umur. Kini dihadirkan kembali dalam efek animasi yang lebih keren tentunya.
Selain itu, jika dulu dimasa kecil saya tidak peduli dengan alur ceritanya, maka menonton film Mortal Kombat di layar lebar pada tahun 2021 ini bisa mengobati kebingungan masa lalu terhadap alur ceritanya, terutama di sisi heroik dan sentimentil terkait balas dendam pada para pendekar golongan hitam.
Apalagi Joe Taslim adalah idola baru penyuka film action di dunia, khususnya di Asia Tenggara dan Indonesia. Lebih khusus lagi karena Joe Taslim adalah orang Palembang yang besar layaknya anak-anak Palembang kebanyakan, yang bergaul cair dengan anak-anak di lingkungan tempat tinggalnya.
Meskipun saya tidak begitu hafal dengan tokoh-tokoh dalam film Mortal Kombat seperti Sub Zero yang diperankan Joe Taslim dan sederetan karakter lain, ketertarikan pada film ini membuat saya ingin mengetahui lebih detail mengenai tiap karakter, sehingga benar-benar faham alur ceritanya saat menonton.
Penayangan film Mortal Kombat semestinya mulai pada tanggal 14 April 2021, namun karena berbarengan dengan rilis film dari rumah produksi yang sama, Warner Bros, yaitu Godzilla vs. Kong, Mortal Kombat ditunda seminggu jadi tanggal 23 April 2021.
Sebenarnya bisa dibilang agak kurang beruntung, karena kondisi pandemi Covid-19 belum berakhir dan masih banyak pembatasan oleh Pemerintah untuk kerumunan. Sehingga masih ada rasa khawatir masyarakat untuk menonton di bioskop.
Meskipun saya memasukkan film ini dalam daftar a must watch movie, namun kondisi bulan Ramadhan plus Pandemi Covid-19 yang membuat saya tidak mudah keluar dari lingkungan perusahaan, karena aturan tempat saya bekerja, cukup sulit mewujudkan nonton film ini di layar lebar. So sad..
Semoga bisa menonton film ini dalam waktu dekat, kalaupun tidak bisa di layar lebar, layar HP pun tak mengapa.. Setidaknya bisa nolstagia Mortal Kombat, mengingat kembali karakter-karakternya dan mencoba mengerti alur ceritanya.
0 Komentar